Mari Sukseskan MTQ Sulawesi Selatan XXVI 5 s/d 10 Mei 2010 Di Kota Palopo

Rabu, 28 April 2010

Majelis Taklim Unjuk Suara

PALOPO-Rabu 28 mei 2010 ratusan majelis taklim seKota Palopo memadati halaman depan panggung utama MTQ di lapangan Gaspa Palopo. Dengan berbekal rebana, mereka sangat antusias menghadiri latihan olah vokal.

Kegiatan yang dimulai pukul 16.00 wita itu berlangsung dibawah panasnya terik matahari namun tidak menyurutkan semangat mereka untuk serius mengikuti latihan qasidah rebana agar dapat tampil maksimal pada acara MTQ nantinya. Hal yang sama juga terlihat dari beberapa Camat dan Lurah yang turut hadir memberi motivasi Majelis Taklimnya masing-masing.

Latihan yang dipandu oleh Ria Warda membawakan lagu ungkapan tulus. Perluh diketahui bersama, bahwa lagu yang akan dibawakan pada MTQ nanti merupakan ciptaan dari salah seorang putera Palopo Muhammad Afif Hamka, S.Ip, M.Si.

"Sungguh kebanggaan tersendiri karena lagu yang saya ciptakan ini akan ditampilkan pada Acara sebesar MTQ dimana akan didengar langsung oleh ratusan kafilah dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan", ungkap Afif yang sekarang menjabat sebagai Kepala Bidang Protokoler Kota Palopo.

Kegiatan ini dihadiri pula oleh H.M. Jaya SH, M.Si selaku ketua panitia serta beberapa Camat dan lurah. Sesekali terdengar mereka ikut menyanyikan lagu ungkapan tulus guna memberi semangat dan dukungan kepada para majelis taklim untuk tetap bernyanyi.

Akibat kegiatan ini, jalan disekitar lapangan Gaspa Palopo sempat macet karena sebagian pengguna jalan menghentikan kendaraannya untuk menyaksikan kegiatan tersebut. (AriefC)
Selengkapnya...

Asa dan Cita – Cita untuk Generasi Qur’ani.

Oleh : Muhammad Afif Hamka, S.Ip, M.Si

Tersebutlah kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an sebuah event bergengsi dua tahunan yang diselenggarakan oleh setiap daerah yang akan berujung pada kompetisi tingkat nasional dan menghasilkan kader – kader handal di bidang bacaan, hafalan, pengetahuan dan seni Al Qur’an. Begitu bergengsinya sampai pada tahapan seleksi tingkat Provinsi dapat menelan biaya yang cukup besar. Mulai dari pra pelaksanaan hingga penetapan hasil dan mempertandinkan hasilnya di tingkat yang lebih tinggi lagi.

Provinsi Sulawesi Selatan tentu tak melewatkan penyelenggaraan moment yang sangat berharga ini, akhirnya ditunjuklah Kota Palopo sebagai tempat pelaksaan. Dan gayung pun bersambut, Kota yang menempatkan Dimensi Religi sebagai Dimensi pertama dalam pembangunannya sangat menyambut positif hal ini. Dilaksanakanlah berbagai kegiatan untuk menyukseskan pelaksanaan MTQ ini mulai dari persiapan awal, berbagai pertemuan, koordinasi, hingga pembangunan panggung, latihan, rapat pemantapan dan keterlibatan semua elemen. Demikianlah, begitu sangat diharapaknnya pelaksaan MTQ Provinsi Sulawesi selatan Ini sukses dalam Penyelenggaraan, dan tentunya Palopo sebagai tuan rumah akan mendulang poinst suskes pula di mata pemerintah Provinsi.

Namun dibalik itu semua, penulis tak hendak membahas detail persiapan hingga apa dan bagaimana menyukseskan MTQ Sulawesi Selatan ini. Karena jika dilihat dari proses hingga hasil sementara dari aspek kesiapan dan partisipasi stakeholder dapat mencerminkan keberhasilan (Insya Alah . Penulis hanya ingin memberikan catatan kecil tentang harapan dari pelaksanaan MTQ Sulawesi Selatan ke – 26 yang dilaksanakan di Kota Palopo. Efek apa yang seharusnya tercipta dan diharapkan mewujud pasca pelaksanaan nantinya.

Ada dua sudut pandang yang menarik perhatian, bahwa sudut pandang pertama yakni ketika pemerintah provinsi , maupun kabupaten / kota (mungkin) memandang bahwa pelaksanaan MTQ diharapkan menghasilkan kader – kader yang handal dan dapat mewakili daerahnya sebagai pemenang kemudian mewakili lagi ke event yang tarafnya lebih tinggi. Prestasi dan prestise adalah capaian yang sangat diharapkan disini. Sehingga pemerintah tak sungkan – sungkan berkorban untuk capaian ini semua. Lain pula halnya dengan daerah yang menjadi tuan rumah, beban ( mungkin ) terasa lebih berat karena disamping harus suskes menyelenggarakan, juga harus sukses dalam capaian prestasi. Selain itu “decak kagum “ masyarakat sangat diharapkan sebagai simbol atas capaian – capaian tadi. Setidaknya “ decak kagum “ adalah partisipasi terkecil warga yang belum sempat berpartispasi pada penyediaan fasilitas dan partisipasi lainnya yang diminta oleh pelaksana.

Sudut pandang berikutnya adalah ketika seluruh event ini usai. Apa yang seharusnya terjadi. Ibn Hazam dalam tulisannya, Scope of Logic (Cakupan Logika) menekankan indera persepsi sebagai sumber pengetahuan. Lebih lanjut Ibnu Taimiyyah dalam tulisannya “ Penguraian Ilmu Mantik “ menunjukkan bahwa induksi adalah satu – satunya bentuk dari dalil yang dipercaya. Jadi,membangkitkan metode pengamatan dan eksperimen bukan semata – mata teoretis. Teori tersebut diharapkan menjadi spirit akan sudut pandang ini. Masyarakat yang berpartisipasi, tidak hanya merasa gugur tugasnya dengan membantu pemerintah menyiapkan fasilitas lomba dan pemondokan kafilah, Siswa siswi, remaja, dan pemuda yang berpartisipasi pada acara dan ritus pelengkap / pemanis tampilan MTQ tak hanya berhenti pada kalimat “ Bangga telah mengambil peran “ atau elemen pemerintah telah merasa cukup dengan sukses melaksanakan dan sukses mendulang prestasi pada event ini, namun dibalik itu semua dari event ini mereka harus memetik makna yang tersirat dibaliknya.

Rentetan makna yang harus di bumikan pada pelaksanaan event ini adalah tanggung jawab kita semua. Bukan hanya pada kebanggaan atas megahnya acara dan suksesnya pelaksanaan, tetapi adalah kewajiban kita menyampaikan pesan kepada generasi agar menjadikan Al Quran sebagai pedoman yang tak diragukan dan tak terbantahkan. Karena Al Qur’an adalah kitab yang tak ada keraguan lagi di dalamnya ( Q.S. Al Baqarah ayat 2 ). Kemegahan dan kesuksesan adalah hantaran kata pembuka untuk menyampaikan spirit Qurani kepada generasi kita.

Al Qur’an adalah pedoman hidup untuk semua konteks hidup dan kehidupan, event Musabaqah Tilawatil Qur’an harus menjadi starting point untuk generasi kita mengenal hakikat Al Qur’an bukan sekadar kitab dan bacaan wajib belaka, namun sebagai spirit menjalani hidup, menjadi insan yang hidup di muka bumi secara damai dengan sesama. Tak ada pertikaian dan membudayakan silaturrahmi. Menerjemahkan Qur’an dengan seni dan membudayakan seni yang bernafas Qur’ani. Dan semuanya berujung pada menjadikan Al Qur’an sebagai ruh dalam semua aktifitas hidup dan kehidupan. Inilah asa dan cita – cita yang harus diinternalisasikan untuk generasi selanjutnya

Demikianlah celoteh singkat anak zaman, yang merindukan Spirit Qur’ani di semua lini kehidupan. Berbanggalah menjadi bagian dari pelaksanaan MTQ Sulawesi Selatan ke – 26 ini, dan lebih berbangalah ketika makna terdalam dari semua ini kita dapat temukan dan menjadikannya ruh dalam ziarah hidup kita dan generasi kita kelak.

Zaman tak pernah menuntut apapun kecuali karya nyata, sekecil apapun kita.. Setakberdaya pun kita, beban ini sudah terlanjur di pundak. Menyukseskannya adalah kewajiban. Warnai zaman ini dengan peran, agar zaman tersenyum dan menorehkan namamu dengan tinta emas dalam setiap lembar sejarah. Bahwa kita telah bersama membumikan Al Quran dengan segala totalitas yang kita punya walau dengan peran yang berbeda. Moment ini merekatkan semua dalam bingkai ukhuwah sekarang dan nanti…

Wallahu alam Bis Shawab.


Penulis adalah PNS pada Pemerintah Kota Palopo, Penerima Beasiswa Luar Negeri dari Gubernur Sulawesi Selatan Program Ph.D Universitas Kebangsaan Malaysia
Selengkapnya...

90 Pelajar Se-Kota Palopo Siap Mengawal Bendera

PALOPO-MTQ Sul-Sel ke26 kali ini akan melibatkan 90 pelajar se-Kota Palopo sebagai pembawa bendera. Latihan dan kesiapan sebagai pembawa bendera tersebut terlihat pada saat latihan yang berlangsung sore tadi, rabu 27 april 2010 pukul 16.00 disekitar parkiran Masjid Agung Palopo.

Pada latihan tersebut tampak beberapa anggota dari KODIM 1403 Sawerigading yang ikut berpartisipasi menjadi pelatih agar pembawa bendera nantinya tampil maksimal.

"Inilah bentuk partisipasi dan kerjasama untuk menyukseskan MTQ di Kota Palopo" terang Muh. Yamin, S.Pd yang turut hadir memantau jalannya latihan.

Sub. Seksi upacara Pembukaan dan penutupan itu juga menjelaskan bahwa dari 90 pelajar yang akan membawa bendera, 40 diantaranya akan membawa bendera merah putih, 24 akan membawa bendera kafilah, dan 26 yang akan membawa bendera MTQ.

Ia juga mengatakan bahwa latihan kali ini sudah memasuki hari ketiga yang sudah dimulai dari tanggal 25 sampai 4 Mei 2010.

"Latihan pembawa bendera ini berlangsung dari tanggal 25 sampai 4 mei 2010, waktu latihan tersebut sudah cukup dan Insya Allah akan memaksimalkan kesiapan mereka untuk tampil pada acara pembukaan dan penutupan" kuncinya. (Arief)
Selengkapnya...
Design by Capung Vs Arief 2010